BAB I
KONSEPSI DASAR KEWIRAUSAHAAN
Pengantar: Mengapa Semakin Banyak Dibutuhkan Wirausahawan Baru?
Perbedaan dalam pengetahuan, minat dan budaya, serta faktor lingkungan dimana seseorang berada, akan menentukan karir seperti apa yang mereka inginkan dimasa depan.
Hanya sebagian kecil yang tertarik untuk terjun menjadi pengusaha (wirausahawan), mungkin karena penghasilan tidak menentu, risiko terlalu besar, dan alasan paling klasik yang tidak mempunyai modal.
Sukses Membutuhkan Kerja Keras
Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras. Apapun Jenis pekerjaan dan usaha kita tanpa kerja keras tidak akan membuahkan hasil. Ujian tanpa belajar tidak akan menghasilkan IPK yang baik, kurusu bahasa inggris tanpa berlatihtidak akan memberikan hasil maksimal, dan lain-lain.
Begitu pula jika anda ingin menjadi pengusaha (kewirausahaan) sukses, maka usaha atau bisnis apapun akan dapat dilakukan dengan mudah apabila terlebih dahulu dibekali atau memiliki landasan yang kuat berupa pengalaman, pola pikir, kemampuan dan cara mengelola suatu usaha yang baik, serta motivasi yang kuat untuk menjadi pengusaha.
Pengertian Konsepsi Dasar Kewirausahaan
Jika anda telah mengetahui kisah-kisah pengalaman para pembisnis pertanyaan selanjutnya apakah anda mengerti dan bagaimana wirausaha dan kenapa harus menjadi wirausahawan?
Untuk mengetahui pengertian kewirausahaan, berikut ini adalah beberapa definisi dari pakar mengenai wirausahawan:
a. Wirausahawan adalah seseorang yang menemukan gagasan baru dan selalu berusaha menggunakan
sumber daya yang dimiliki secara optimal untuk mencapai tingkat keuntungan tinggi.
b. Wirausahawan adalah seseorang yag memiliki pandangan yang tidak lazim, yaitu orang yang dapat
mengenali potensi adatas barang dan jasa. Wirausawan akan bereaksi terhadap perubahan ekonomi.
c. Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki seni dan keterampilan tertentu dalam menciptakan usaha
yang baru. Wirausahawan memiliki pemahaman sendiri akan kebutuhan masyarakat dan dapat memenuhi
kebutuhan tersebut.
d. Wirausahawan adalah orang yang dapat melihat cara-cara yang ekstern dan mau mengubah sesuatu yang
tak bernilai rendah menjadi suatu bernilai tinggi (misal: dari terigu menjadi roti bakar yang lezat) dengan
cara memenuhkan kebutuhan masyarakat.
Jadi Pengusaha atau Wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan sebuah usaha atau bisnis yang dihadapkan dengan risiko dan ketidakpastian utuk memperoleh keuntungan dan mengembangkan bisnis dengan cara mengenali kesempatan dan memanfaatkan sumber daya yang diperlukan.
Ciri dan Sikap Wirausahawan
Seorang
wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat kedepan. Melihat ke depan
bukan melamun kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh perhitungan,
mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. Geoffrey G.
Meredith (1996) dari Amerika Serikat, mengemukakan ciri-ciri untuk
menjadi seorang wirausahawan sebagai berikut:
1. Percaya Diri
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan
keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan (Soesarsono Wijandi,
1988:33). Dalam praktik sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan
untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang
dihadapi. Oleh sebab itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme,
individualitas dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan
diri cenderun memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.
Kepercayaan diri ini bersifat internal pribadi seseorang
yang sangat relatif dan dinamis, dan
banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksankaan, dan
menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis, berencana, efektif dan efisien.
Kepercayaan diri juga selalu ditunjukkan oleh ketenangan, ketekunan,
kegairahan, dan kemantapan dalam melakukan pekerjaan.
Keberanian yang tinggi dalam mengambil risiko dan
perhitungan yang matang yang dibarengi dengan optimisme harus disesuaikan
dengan kepercayaan diri. Oleh sebab itu, optimisme dan keberanian mengambil
risiko dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi oleh kepercayaan diri.
Kepercayaan diri juga ditentukan oleh kemandirian dan kemampuan sendiri.
Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, relatif lebih mampu
menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain.
2. Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamkan tugas dan
hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin
mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta
karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan
menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang. Dalam
kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku
inisiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman yang
bertahun-tahun, dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri,
berpikir kritis, tanggap, bergairah, dan semangat berprestasi.
3. Berani Mengambil Reksiko
Kemauan dan kemampuan
untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha adalah
orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai
kesuksesan atau kegagalan ketimbang usaha yang kurang menantang.
4. Kepimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu
memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu ingin tampil
berbeda, lebih dulu, lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas
dan keinovasiannya, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya
dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan
produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam
proses produksi maupun pemasarannya. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai
suatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki
jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai.
5. Keorisinalan
Nilai keorisinalan dari semua yang dihasilkan oleh wirausahawan akan sangat menentukan keberhasilan mereka dalam mencapai keunggulan bersaing. Keorisinalan dan keunikan dari suatu barang atau jasa merupakan hasil inovasi dari kreativitas yang diterapkan, mereka harus bertindak dengan yang cara baruatau berpikir yang lama dengan cara-cara baru.
6. Berorientasi pada Masa Depan
Orang yang berorientasi kemasa depan adalah
orang yang memiliki perspektif dan pandangan kemasa depan. Karena ia memiliki
pandangan yang jauh kemasa depan, maka selalu berusaha untuk berkarsa dan
berkarya. Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda dengan yang sudah ada sekarang.
Meskipun dengan risiko yang mungkin terjadi,
ia tetap untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaharuan masa depan.
Pandangan yang jauh ke depan, membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa
dan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya
dengan mencari suatu peluang.
Berdasarkan ciri-ciri diatas, dapat di identifikasikan sikap kewirausahaan yang dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari sebagai berikut:
1. Disiplin
Dala melaksanakan kegiatannya, seorang wirausawan harus kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin tersebut adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud menyeluruh yaitu ketetapan waktu.
2. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya harus memiliki komitmen yang jelas, terarah, dan bersifat progresif (berorientasi pada kemjauan).
3. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh seseorang kewirausahaan. kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran dalam promosi, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang janjikan sehingga konsumen mempercayai apa yang kita telah promosikan.
4. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seseorang harus mempunya daya kreatifitas tinggi. Daya kreatifitas tinggi itu berdasarkan dilandasai pemikiran yang maju dan penuh gagasan-gagasan yang baru.
5. Mandiri
Seseorang dikatakan mandiri apabila orang tersebut dapat melakukan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pada pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan pada pihak lain.
6. Realistis
Seoarang dikata realistis bial seseorang tersebut mampu menggunakan fakta atau realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam pengambilan keputusan maupun tindakan atau perbuatannya.
Sukses Bisnis Sejak Kuliah
TIDAK ada jaminan, seorang sarjana akan mudah mendapatkan pekerjaan.
Berbagai perusahaan semakin selektif menerima karyawan. Tingkat
persaingan pun semakin tinggi. Ujung-ujungnya, mereka yang tidak
mendapat pekerjaan malah menambah jumlah angka pengangguran. Memulai
berwirausaha sejak mahasiswa adalah sebuah pilihan.
Semenjak krisis ekonomi beberapa tahun silam, banyak perusahaan yang mulai mengencangkan ikat pinggang. Meski solusi yang dilematis, pemutusan hubungan kerja (PHK) selalu terjadi setiap tahun. Kini, bukan hanya jebolan SD sampai SMA yang menjadi pengangguran, namun banyak juga yang berstatus sarjana. Pengentasan kemiskinan dan penyediaan lapangan pekerjaan masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah, hingga saat ini.
Jika ditarik lebih dalam, tingginya angka pengangguran tersebut, juga berkaitan dengan paradigma kebanyakan mahasiswa yang berpikir untuk "bekerja pada orang lain". Setelah lulus, para mahasiswa lebih memusingkan untuk melamar bekerja di mana, daripada berpikir untuk membuka usaha sendiri. Pola pikir ini bukannya datang secara tiba-tiba. Sejak kecil, orang tua kerap menjejali pemikiran anaknya untuk bercita-cita sebagai pilot, misalnya, yang notabene bekerja pada orang lain, daripada menjadi pedagang.
Valentino Dinsi, SE, N.N., N.B.A., seorang praktisi bisnis, dalam bukunya yang berjudul "Jangan Mau Jadi Orang Gajian Seumur Hidup", menekankan bahwa tidak mengapa menjadi pegawai, namun jangan sampai seumur hidup. Kalau perlu, pensiun dini untuk mulai berwirausaha. Wirausaha merupakan solusi bagi mereka yang tidak ingin terlalu terikat oleh tata tertib dan waktu.
Merintis menjadi seorang wirausaha sejak mahasiswa, kenapa tidak? Apalagi jika ingin meraih kesuksesan di bidang finansial lebih cepat. "Seret" permodalan, bukanlah hambatan. Seperti yang diakui oleh Rynni Pong Tondok, alumni Fisip Unpar Jurusan Adminstrasi Niaga angkatan 2000, pemilik Butik "Kuyagaya". "Modal awal pakai duit sendiri, cuma Rp 300 ribu. Modal berani saja," cerita Rynni pada Kampus, saat didatangi ke butiknya di Jalan Sulanjana, Bandung, Sabtu (24/12).
Rynni memulai usahanya sejak masih kuliah, tepatnya pada tahun 2002. Hobinya berbelanja dari mulai baju, sepatu sampai aksesoris, membawanya pada keinginan untuk berbisnis. "Awalnya sih cuma ingin punya baju gratis saja. Jual baju ke teman-teman kan ada untungnya tuh. Lumayan kan, jadi dapat barang gratisan," ujar Rynni sambil tertawa.
Bersama rekannya, Tisca, Rynni memulainya dengan berjualan baju secara eceran di kampus. Menawar-nawarkan pada teman-teman di kelas sampai menggelarnya di parkiran, tak malu-malu dilakukannya. "Naik bajaj dan pulang pergi naik kereta Jakarta-Bandung, duduknya di emperan pula karena nggak dapat tempat duduk, sambil bawa barang di keresek ukuran paling besar ada empat buah, pernah kita lakukan," beber Rynni.
Rynni sama sekali tidak mendapat bantuan modal dari orang tuanya. "Kalau dapat modal, nanti gue keenakan, jadi nggak mau usaha. Kata nyokap, gue harus tahu pedihnya seperti apa," jelas Rynni. Meski harus memutar otak sendiri dalam urusan permodalan, Rynni pantang menyerah. Tadinya sekadar ingin dapat barang gratisan, Rynni mulai mengelola usahanya lebih serius.
Akhirnya, mereknya lambat laun mulai dikenal banyak orang, terutama sendal produksinya. "Pengalaman paling berkesan waktu ikut Bazaar Gadis di Jakarta. Kita bawa 300 pasang sandal, sampai-sampai kerepotan mengaturnya di kereta. Tapi tidak menyangka, kita pulang tinggal bawa 13 pasang. Hari itu dapat Rp 38 juta," cerita Rynni.
Bermula dari jual eceran, kini Rynni telah memiliki toko sendiri. Barang-barangnya pun sudah banyak dikirim ke luar Pulau Jawa. Meski merahasiakan omset yang diraihnya, Rynni mengungkapkan bahwa dirinya sudah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Lebih dari itu, perputaran uang yang diperolehnya sanggup membuat Rynni membuka satu usaha lagi, yaitu mendirikan sebuah cafe. "Modal saya adalah kerja keras," cetus Rynni.
Semenjak krisis ekonomi beberapa tahun silam, banyak perusahaan yang mulai mengencangkan ikat pinggang. Meski solusi yang dilematis, pemutusan hubungan kerja (PHK) selalu terjadi setiap tahun. Kini, bukan hanya jebolan SD sampai SMA yang menjadi pengangguran, namun banyak juga yang berstatus sarjana. Pengentasan kemiskinan dan penyediaan lapangan pekerjaan masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah, hingga saat ini.
Jika ditarik lebih dalam, tingginya angka pengangguran tersebut, juga berkaitan dengan paradigma kebanyakan mahasiswa yang berpikir untuk "bekerja pada orang lain". Setelah lulus, para mahasiswa lebih memusingkan untuk melamar bekerja di mana, daripada berpikir untuk membuka usaha sendiri. Pola pikir ini bukannya datang secara tiba-tiba. Sejak kecil, orang tua kerap menjejali pemikiran anaknya untuk bercita-cita sebagai pilot, misalnya, yang notabene bekerja pada orang lain, daripada menjadi pedagang.
Valentino Dinsi, SE, N.N., N.B.A., seorang praktisi bisnis, dalam bukunya yang berjudul "Jangan Mau Jadi Orang Gajian Seumur Hidup", menekankan bahwa tidak mengapa menjadi pegawai, namun jangan sampai seumur hidup. Kalau perlu, pensiun dini untuk mulai berwirausaha. Wirausaha merupakan solusi bagi mereka yang tidak ingin terlalu terikat oleh tata tertib dan waktu.
Merintis menjadi seorang wirausaha sejak mahasiswa, kenapa tidak? Apalagi jika ingin meraih kesuksesan di bidang finansial lebih cepat. "Seret" permodalan, bukanlah hambatan. Seperti yang diakui oleh Rynni Pong Tondok, alumni Fisip Unpar Jurusan Adminstrasi Niaga angkatan 2000, pemilik Butik "Kuyagaya". "Modal awal pakai duit sendiri, cuma Rp 300 ribu. Modal berani saja," cerita Rynni pada Kampus, saat didatangi ke butiknya di Jalan Sulanjana, Bandung, Sabtu (24/12).
Rynni memulai usahanya sejak masih kuliah, tepatnya pada tahun 2002. Hobinya berbelanja dari mulai baju, sepatu sampai aksesoris, membawanya pada keinginan untuk berbisnis. "Awalnya sih cuma ingin punya baju gratis saja. Jual baju ke teman-teman kan ada untungnya tuh. Lumayan kan, jadi dapat barang gratisan," ujar Rynni sambil tertawa.
Bersama rekannya, Tisca, Rynni memulainya dengan berjualan baju secara eceran di kampus. Menawar-nawarkan pada teman-teman di kelas sampai menggelarnya di parkiran, tak malu-malu dilakukannya. "Naik bajaj dan pulang pergi naik kereta Jakarta-Bandung, duduknya di emperan pula karena nggak dapat tempat duduk, sambil bawa barang di keresek ukuran paling besar ada empat buah, pernah kita lakukan," beber Rynni.
Rynni sama sekali tidak mendapat bantuan modal dari orang tuanya. "Kalau dapat modal, nanti gue keenakan, jadi nggak mau usaha. Kata nyokap, gue harus tahu pedihnya seperti apa," jelas Rynni. Meski harus memutar otak sendiri dalam urusan permodalan, Rynni pantang menyerah. Tadinya sekadar ingin dapat barang gratisan, Rynni mulai mengelola usahanya lebih serius.
Akhirnya, mereknya lambat laun mulai dikenal banyak orang, terutama sendal produksinya. "Pengalaman paling berkesan waktu ikut Bazaar Gadis di Jakarta. Kita bawa 300 pasang sandal, sampai-sampai kerepotan mengaturnya di kereta. Tapi tidak menyangka, kita pulang tinggal bawa 13 pasang. Hari itu dapat Rp 38 juta," cerita Rynni.
Bermula dari jual eceran, kini Rynni telah memiliki toko sendiri. Barang-barangnya pun sudah banyak dikirim ke luar Pulau Jawa. Meski merahasiakan omset yang diraihnya, Rynni mengungkapkan bahwa dirinya sudah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Lebih dari itu, perputaran uang yang diperolehnya sanggup membuat Rynni membuka satu usaha lagi, yaitu mendirikan sebuah cafe. "Modal saya adalah kerja keras," cetus Rynni.
Sumber: Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda
Referensi: Suharyadi Arissetyanto Nugroho Purwanto S.K Maman Faturohman
Billy Harta Kusuma (43112010040)